Kamis, 20 Januari 2011

T@NG@n K@n@n

  Dulu sewaktu faqir masih kanak-kanak, ia sering dititipkan di rumah kakeknya di sebuah desa terpencil yang terletak jauh di lereng kaki sebuah gunung. Ia dikenal sebagai anak yang rajin, patuh dan taat. Segala nasehat atau perintah kakeknya selalu ia laksanakan dengan sebaik-baiknya.
  Suatu hari
kakeknya hendak menjual hasil kebunnya ke pasar yang jaraknya cukup jauh. Dan si Faqir diajak serta untuk membantu  membawakan dua karung berisi buah-buahan. Setelah segala persiapan dirasa beres, berangkatlah dua orang itu dengan berjalan kaki menuruni lereng-lereng bukit menuju ke sebuah pasar.
  Sesampainya di pasar, terkejutlah si kakek ketika hendak menggelar dagangannya. Dilihatnya cucunya hanya menjinjing satu karung saja di tangan kanannya. "Bukankah tadi aku suruh engkau membawa dua buah karung, lalu mana karung yang satunya?" "Maaf kakek, terpaksa karung itu saya tinggalkan." jawab si Faqir dengan sopan. "Kenapa. Bukankah kamu bisa membawa dua karung sekaligus dengan dua tanganmu?" tanya kakeknya dengan nada kesal,"Lalu, untuk apa tangan kirimu itu?" "Benar kek, tapi... bukankah kata kakek, mengerjakan sesuatu dengan tangan kiri itu menyerupai perbuatan syetan?" Mendengar jawaban itu si kakek pun diam, dengan perasaan dongkol berusaha memaklumi kebodohan cucunya. ^__^a

Tidak ada komentar:

Posting Komentar